Langsung ke konten utama

Menjaga Shalat Berjamaah di Masjid


Said bin al-Musayyib adalah seorang ulama besar dari kalangan tâbi’în. Ia selalu mengucapkan suatu kalimat yang menjadi slogannya setiap hari, ”Tiada yang bisa menjadikan seorang hamba mulia selain taat kepada Allah SWT dan tiada yang bisa membuat seorang hamba hina kecuali maksiatnya kepada Allah SWT.” (Abu Nu’aim,Hilyah al-Awliyâ’ wa Thabaqât al-Ashfiyâ’, 2/163).
Ketaatannya kepada Allah SWT antara lain dibuktikan lewat shalat. Selama 40 puluh tahun ia tidak pernah meninggalkan salat berjamaah di masjid dan selalu berada di shaf paling depan. Karena itu selama itu pula ia tidak pernah melihat tengkuk para jamaah saat shalat berjamaah (karena berada di shaf pertama). Para jamaah juga tidak pernah melihat ia keluar dari masjid (karena ia pulang dari masjid paling akhir).” Said bin al-Musayyib pun pernah berkata, “Aku tidak pernah ketinggalan takbir pertama bersama imam dalam shalat berjamaah selama lima tahun (shalat di awal waktu).” (Abu Nua’im, Al-Hilyah, 2/162).
Ia bahkan pernah berkata, “Sejak 30 tahun yang lalu, setiap kali muazin mengumandangkan azan, aku pasti sudah berada di masjid.” Yang tak kalah luar biasa, Said bin al-Musayyib biasa menjaga wudhunya. Terkait itu, Abdul Muin bin Idris, dari ayahnya, berkata, “Selama 50 tahun Said bin Musayyib melaksanakan shalat subuh dengan wudhu shalat isya.” (Abu Nu’aim, Hilyah al-Awliyâ’ wa Thabaqât al-Ashfiyâ’, 2/162). 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesombongan Hanya Milik Allah SWT

https://cintaquran.com/publik/2017/04/17/kesombongan-hanya-milik-allah-swt/ Rasulullah Muhammad saw. pernah bersabda bahwa Allah SWT telah berfirman, “ Kesombongan adalah selendang-Ku dan keagungan adalah sarung-Ku. Karena itu, siapa saja yang merampas salah satunya dari-Ku, pasti Aku akan melemparkannya ke dalam api neraka. ”  (HR Abu Dawud dan Ibn Majah). Setidaknya ada dua  ‘ibrah  (pelajaran) yang dapat dipetik dari hadis qudsi di atas.  Pertama : terkait dengan keimanan, seorang Muslim harus meyakini bahwa Allahlah yang pantas memiliki sifat sombong ( al-kibr ) dan takabur ( at-takabbur ). Ini adalah berdasarkan klaim Allah sendiri di dalam al-Quran yang menyifati Diri-Nya dengan  Al-Mutakabbir , yang bisa bermakna ‘Yang Mahasombong’ atau ‘Yang Mahatakabur’ (Lihat: QS al-Hasyr [59]: 23). Menurut al-Qurthubi, ketika menafsirkan ayat ini, Allah SWT menamai Diri-Nya dengan  Al-Mutakabbir  karena Allah sendiri menganggungkan Diri-Nya sebagai...

Ikhlas Menentukan Keshalihan Amal

https://cintaquran.com/publik/2017/04/20/ikhlas-menentukan-keshalihan-amal/ Allah SWT berfirman (yang artinya):  Tidaklah mereka itu diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah dengan tulus ikhlas menjalankan agama-Nya semata-mata, dengan lurus dan menegakkan shalat serta menunaikan zakat. Itulah agama yang benar  (TQS al-Bayyinah [98]: 5). Allah SWT pun berfirman (yang artinya):  Sama sekali tidak akan sampai kepada Allah daging-daging dan darah-darah hewan korban itu. Namun, yang akan sampai kepada Dia hanyalah ketakwaan kalian   (TQS al-Haj [22]: 37) Allah SWT juga berfirman (yang artinya): Katakanlah (Muhammad),  “Sekalipun kalian semua sembunyikan apa saja yang ada di dalam hati kalian ataupun kalian tampakkan, pasti itu diketahui juga oleh Allah.”  (TQS Ali-lmran [3]: 29) Rasulullah saw. pun bersabda,  “Sungguh amal perbuatan itu bergantung pada niatnya dan sungguh bagi setiap orang itu apa saja yang telah ia niatkan. Karena itu s...

Hati Hati Fitnah Dunia

Suatu ketika Rasulullah saw. pernah berkhutbah di hadapan orang-orang, “Wahai manusia, demi Allah, aku tidak mengkhawatirkan kalian kecuali saat Allah memberikan kekayaan dunia ini kepada kalian.” (HR Ibn Abu ad-Dunya’). Kita membayangkan, saat itu Rasulullah saw. berkhutbah di kalangan para Sahabat yang rata-rata hidup zuhud. Dunia (harta) mungkin ada dalam genggaman sebagian mereka, tetapi tidak menguasai kalbu-kalbu mereka. Fokus mereka tetaplah akhirat. Karena itulah kita mengenal Sahabat Abu Bakar ra., Umar bin al-Khaththab ra., Utsman bin Affan ra. atau Abdurrahman bin Auf yang kaya raya. Namun, kita pun mengenal mereka sebagai para Sahabat terbaik dalam hal ibadah mereka, dakwah mereka, infak mereka termasuk jihad mereka di jalan Allah SWT. Lalu mengapa Rasulullah saw. sampai harus mengkhawatirkan mereka dengan fitnah dunia? Itu berarti, fitnah dunia sangatlah dahsyat. Bukankah sebagian Sahabat pernah tergelicir saat Perang Uhud, saat mereka berlari meninggalkan perint...