Abu
Bakar ash-Shiddiq ra. pernah berkata, “Janganlah seorang Muslim merendahkan Muslim
lainnya karena sekecil-kecilnya seorang Muslim di sisi Allah adalah besar.”
Terkait itu,
Allah SWT tegas menyatakan (yang artinya): Hai orang-orang yang beriman,
janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain; boleh jadi
yang direndahkan itu lebih baik dari mereka yang merendahkan. Jangan pula
sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan
itu lebih baik dari mereka yang merendahkan (TQS al-Hujurat [49]: 11).
Menurut Ibnu Katsir, di atas berisi larangan
melecehkan dan meremehkan orang lain. Sifat meremehkan termasuk dalam kategori
sombong sebagaimana sabda Rasul saw., “Sombong adalah sikap menolak
kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR Muslim).
Padahal
sombong adalah sikap yang sangat tercela sebagaimana sabda Rasulullah saw.,
“Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya terdapat sebutir debu
dari kesombongan.” (HR Muslim).
Lebih dari itu, kita harus ingat bahwa secara laihiriah, semua
manusia di hadapan Allah SWT adalah sama. Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh
Allah tidak melihat rupa kalian, tidak pula harta kalian. Namun, Allah melihat hati dan amal
kalian.” (HR Muslim).
Tegasnya, Allah SWT hanya melihat aspek ketakwaan manusia
sebagaimana firman-Nya (yang artinya): Sungguh orang yang paling mulia di
sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa (TQS al-Hujurat [49: 13).
Rasulullah saw. pun pernah ditanya, “Siapakah orang yang
paling mulia?” Beliau menjawab, “Orang yang paling bertakwa kepada Allah.”
(HR al-Bukhari dan Muslim).
Alhasil, jangan sekali-kali kita merendahkan orang
lain karena boleh jadi mereka mulia di sisi Allah SWT karena ketakwaan mereka.
Komentar
Posting Komentar