Rasulullah saw.
bersabda, “Sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan manusia.” (HR
Abu Dawud dan Ibn Majah).
Sayang, hari-hari ini kita justru kerap menjumpai orang-orang (termasuk di
kalangan Muslim) yang sombong dan takabur; sesuatu yang justru diharamkan
secara tegas oleh Allah dan Rasul-Nya. Secara individual, kita masih sering
menjumpai orang-orang yang sombong dan takabur ini. Di antaranya adalah mereka
yang gemar menolak kebenaran hanya karena kebenaran itu—meskipun didasarkan
pada dalil-dalil yang kuat yang bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah yang
valid—datang dari orang yang kebetulan lebih muda, misalnya, baik dari sisi
usia ataupun keilmuan; atau datang bukan dari orang atau kelompoknya, apalagi
dari orang atau kelompok yang dibencinya. Mereka ini bukan saja sering menolak
kebenaran, tetapi juga kerap merendahkan orang yang menyampaikan kebenaran itu.
Mereka lupa terhadap ketawadhuan Khalifah Abu Bakar yang tidak segan-segan
meminta dikoreksi oleh rakyatnya jika menyimpang dari kebenaran. Padahal Abu
Bakar adalah Sahabat Nabi saw. paling dekat, yang pernah dipuji oleh beliau
dengan sabdanya, "Seandainya keimanan Abu Bakar ditimbang dengan
keimanan seluruh manusia maka keimanan Abu Bakar tetap lebih berat."
Mereka pun lupa terhadap kerendahhatian Khalifah Umar bin al-Khaththab yang
tidak segan-segan bersedia dikoreksi oleh rakyatnya, bahkan dengan pedang
sekalipun. Khalifah Umar pun tidak malu-malu untuk mengakui kebenaran pendapat
seorang Shahâbiyah yang mengkritik kebijakan Khalifah yang membatasi
jumlah mahar, yang memang bertentangan dengan nash al-Quran. Itulah Khalifah
Umar, Sahabat Nabi saw. paling dekat setelah Abu Bakar, yang pernah dipuji oleh
beliau dengan sabdanya, "Seandainya ada nabi setelahku, maka Umarlah
orangnya."
Jadi,
haruskah kita besikap sombong?
Komentar
Posting Komentar