Langsung ke konten utama

Orang-orang yang Merugi di Akhirat


Di antara orang-orang yang merugi pada Hari Akhirat nanti adalah: Pertama, kaum kafir, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah SWT (yang artinya): Aku telah memperingatkan kalian dengan suatu azab yang sangat dekat, yaitu pada hari saat seseorang menyaksikan apa yang telah dia perbuat, dan orang kafir saat itu berkata, “Celakalah aku. Andai saja dulu aku menjadi tanah.” (TQS an-Naba’ [78]: 40).
Kedua, kaum yang murtad dan para pelaku bid’ah. Mereka ini, di akhirat nanti, akan diusir dari telaganya Rasulullah saw. (HR Muslim).
Ketiga, orang yang biasa meninggalkan shalat, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah SWT (yang artinya): Apakah yang memasukkan kalian ke dalam Neraka Saqar?” Mereka menjawab, “Kami dulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.” (QS al-Mudatsir [74]: 42-43).
Keempat, orang-orang yang riya’ dalam beramal (HR Muslim).
Kelima, orang yang menerima catatan amal dari arah belakang, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah SWT (yang artinya): Adapun orang-orang yang diberi kitab dari arah belakang akan berteriak, “Celakalah aku!”  Dia akan dimasukkan ke dalam neraka yang menyala-nyala (TQS al-Insyiqaq [84]: 10-12).
Keenam, orang-orang yang berbuat zalim terhadap orang lain. Inilah orang yang terkategori muflish (bangkrut). Sebabnya, pahala dari amal-amal dia akan diambil dan diberikan kepada orang yang dia zalimi, sedangkan dosa-dosa orang yang dia zalimi akan dibebankan kepada dirinya (HR Muslim).

Ketujuh, orang yang melalaikan amal shalih (Lihat: TQS al-Mu’minun [23]: 99-100). 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesombongan Hanya Milik Allah SWT

https://cintaquran.com/publik/2017/04/17/kesombongan-hanya-milik-allah-swt/ Rasulullah Muhammad saw. pernah bersabda bahwa Allah SWT telah berfirman, “ Kesombongan adalah selendang-Ku dan keagungan adalah sarung-Ku. Karena itu, siapa saja yang merampas salah satunya dari-Ku, pasti Aku akan melemparkannya ke dalam api neraka. ”  (HR Abu Dawud dan Ibn Majah). Setidaknya ada dua  ‘ibrah  (pelajaran) yang dapat dipetik dari hadis qudsi di atas.  Pertama : terkait dengan keimanan, seorang Muslim harus meyakini bahwa Allahlah yang pantas memiliki sifat sombong ( al-kibr ) dan takabur ( at-takabbur ). Ini adalah berdasarkan klaim Allah sendiri di dalam al-Quran yang menyifati Diri-Nya dengan  Al-Mutakabbir , yang bisa bermakna ‘Yang Mahasombong’ atau ‘Yang Mahatakabur’ (Lihat: QS al-Hasyr [59]: 23). Menurut al-Qurthubi, ketika menafsirkan ayat ini, Allah SWT menamai Diri-Nya dengan  Al-Mutakabbir  karena Allah sendiri menganggungkan Diri-Nya sebagai...

Ikhlas Menentukan Keshalihan Amal

https://cintaquran.com/publik/2017/04/20/ikhlas-menentukan-keshalihan-amal/ Allah SWT berfirman (yang artinya):  Tidaklah mereka itu diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah dengan tulus ikhlas menjalankan agama-Nya semata-mata, dengan lurus dan menegakkan shalat serta menunaikan zakat. Itulah agama yang benar  (TQS al-Bayyinah [98]: 5). Allah SWT pun berfirman (yang artinya):  Sama sekali tidak akan sampai kepada Allah daging-daging dan darah-darah hewan korban itu. Namun, yang akan sampai kepada Dia hanyalah ketakwaan kalian   (TQS al-Haj [22]: 37) Allah SWT juga berfirman (yang artinya): Katakanlah (Muhammad),  “Sekalipun kalian semua sembunyikan apa saja yang ada di dalam hati kalian ataupun kalian tampakkan, pasti itu diketahui juga oleh Allah.”  (TQS Ali-lmran [3]: 29) Rasulullah saw. pun bersabda,  “Sungguh amal perbuatan itu bergantung pada niatnya dan sungguh bagi setiap orang itu apa saja yang telah ia niatkan. Karena itu s...

Hati Hati Fitnah Dunia

Suatu ketika Rasulullah saw. pernah berkhutbah di hadapan orang-orang, “Wahai manusia, demi Allah, aku tidak mengkhawatirkan kalian kecuali saat Allah memberikan kekayaan dunia ini kepada kalian.” (HR Ibn Abu ad-Dunya’). Kita membayangkan, saat itu Rasulullah saw. berkhutbah di kalangan para Sahabat yang rata-rata hidup zuhud. Dunia (harta) mungkin ada dalam genggaman sebagian mereka, tetapi tidak menguasai kalbu-kalbu mereka. Fokus mereka tetaplah akhirat. Karena itulah kita mengenal Sahabat Abu Bakar ra., Umar bin al-Khaththab ra., Utsman bin Affan ra. atau Abdurrahman bin Auf yang kaya raya. Namun, kita pun mengenal mereka sebagai para Sahabat terbaik dalam hal ibadah mereka, dakwah mereka, infak mereka termasuk jihad mereka di jalan Allah SWT. Lalu mengapa Rasulullah saw. sampai harus mengkhawatirkan mereka dengan fitnah dunia? Itu berarti, fitnah dunia sangatlah dahsyat. Bukankah sebagian Sahabat pernah tergelicir saat Perang Uhud, saat mereka berlari meninggalkan perint...