Berdoa tentu diperintahkan dan pasti
akan Allah SWT kabulkan, sebagaimana firman-Nya: Berdoalah kalian kepada-Ku,
pasti akan Aku kabulkan (TQS Ghafir: 60).
Namun demikian, doa yang pasti dikabulkan oleh Allah SWT mengharuskan
sejumlah syarat. Di antara syarat yang terpenting adalah menghadirkan kalbu
seraya sungguh-sungguh berharap kepada Allah SWT.
Ini sesuai dengan sabda Rasul
saw., “Berdoalah kalian kepada Allah dan yakinlah kalian bahwa Allah akan
mengabulkan doa kalian. Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengabulkan doa yang
berasal dari kalbu yang lalai dari mengingat-Nya.” (HR at-Tirmidzi).
Seorang yang berdoa juga dilarang
tergesa-gesa hingga kemudian meninggalkan doa saat merasa doanya tidak
dikabulkan. Justru sikap demikian menjadi penghalang terkabulnya doa. Apalagi
Allah SWT sesungguhnya amat senang mendengarkan rintihan orang yang berdoa.
Di
dalam suatu hadis dinyatakan, “Jika seorang hamba berdoa kepada Allah SWT,
sementara Allah menyukai dia, maka Allah SWT berfirman kepada Jibril as.: Jibril,
janganlah engkau terlalu cepat memenuhi hajat hamba-Ku ini karena sesungguhnya
Aku senang mendengarkan rintihannya (saat berdoa).” (Ibn Rajab, I/2).
Doa pasti Allah SWT kabulkan. Hanya
saja, tidak selalu doa dikabulkan sesuai dengan apa yang kita minta. Rasul saw.
bersabda, “Tidaklah seorang Muslim berdoa dengan suatu doa yang di dalamnya
tidak mengandung dosa atau memutus silaturahmi melainkan Allah akan
mengabulkannya dalam bentuk salah satu di antara tiga: segera dikabulkan
doanya; disimpan (sebagai pahala) di akhirat; atau dijauhkan dari keburukan.”
(HR al-Hakim). []
Komentar
Posting Komentar