Langsung ke konten utama

Keutamaan Shalat Berjamaah di Mesjid

Rasul saw. pernah bersabda, “Shalat seseorang berjamaah (di masjid) dilipatgandakan pahalanya daripada shalatnya di rumahnya sebanyak 25 atau 27 derajat. Hal itu karena ia berwudhu, lalu membaguskan wudhunya, kemudian ia keluar menuju mesjid untuk menunaikan shalat.

Tidaklah dia melangkah satu langkah (menuju mesjid untuk shalat berjamaah) kecuali derajatnya diangkat satu derajat dan satu dosanya dihapus. Jika dia shalat berjamaah maka para malaikat akan selalu mendoakan dirinya sepanjang ia shalat.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Rasul saw. juga bersabda, “Siapa saja berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, lalu ia berjalan (menuju masjid) untuk menunaikan shalat wajib bersama imam, maka dosa-dosanya diampuni.” (HR Ibn Khuzaimah).

Rasul saw. pun bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian berwudhu dan membaguskan wudhunya, lalu ia keluar (menuju masjid) untuk shalat (berjamaah), maka tidaklah dia mengayunkan kaki kanannya kecuali Allah menulikan bagi dia satu kebaikan, dan tidaklah dia mengayunkan kaki kirinya kecuali Allah menghapus dari dirinya satu dosa/keburukan.” (HR Abu Dawud).

Bahkan dianjurkan untuk shalat berjamaah dengan menempati shaf yang paling depan karena ada riwayat bahwa: “Sungguh Rasulullah saw. biasa memohonkan ampunan sebanyak tiga kali bagi orang-orang yang shalat di shaf pertama dan sebanyak satu kali bagi orang-orang yang shalat di shaf kedua.” (HR Ibn Majah).

www.CintaQuran.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesombongan Hanya Milik Allah SWT

https://cintaquran.com/publik/2017/04/17/kesombongan-hanya-milik-allah-swt/ Rasulullah Muhammad saw. pernah bersabda bahwa Allah SWT telah berfirman, “ Kesombongan adalah selendang-Ku dan keagungan adalah sarung-Ku. Karena itu, siapa saja yang merampas salah satunya dari-Ku, pasti Aku akan melemparkannya ke dalam api neraka. ”  (HR Abu Dawud dan Ibn Majah). Setidaknya ada dua  ‘ibrah  (pelajaran) yang dapat dipetik dari hadis qudsi di atas.  Pertama : terkait dengan keimanan, seorang Muslim harus meyakini bahwa Allahlah yang pantas memiliki sifat sombong ( al-kibr ) dan takabur ( at-takabbur ). Ini adalah berdasarkan klaim Allah sendiri di dalam al-Quran yang menyifati Diri-Nya dengan  Al-Mutakabbir , yang bisa bermakna ‘Yang Mahasombong’ atau ‘Yang Mahatakabur’ (Lihat: QS al-Hasyr [59]: 23). Menurut al-Qurthubi, ketika menafsirkan ayat ini, Allah SWT menamai Diri-Nya dengan  Al-Mutakabbir  karena Allah sendiri menganggungkan Diri-Nya sebagai...

Ikhlas Menentukan Keshalihan Amal

https://cintaquran.com/publik/2017/04/20/ikhlas-menentukan-keshalihan-amal/ Allah SWT berfirman (yang artinya):  Tidaklah mereka itu diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah dengan tulus ikhlas menjalankan agama-Nya semata-mata, dengan lurus dan menegakkan shalat serta menunaikan zakat. Itulah agama yang benar  (TQS al-Bayyinah [98]: 5). Allah SWT pun berfirman (yang artinya):  Sama sekali tidak akan sampai kepada Allah daging-daging dan darah-darah hewan korban itu. Namun, yang akan sampai kepada Dia hanyalah ketakwaan kalian   (TQS al-Haj [22]: 37) Allah SWT juga berfirman (yang artinya): Katakanlah (Muhammad),  “Sekalipun kalian semua sembunyikan apa saja yang ada di dalam hati kalian ataupun kalian tampakkan, pasti itu diketahui juga oleh Allah.”  (TQS Ali-lmran [3]: 29) Rasulullah saw. pun bersabda,  “Sungguh amal perbuatan itu bergantung pada niatnya dan sungguh bagi setiap orang itu apa saja yang telah ia niatkan. Karena itu s...

Hati Hati Fitnah Dunia

Suatu ketika Rasulullah saw. pernah berkhutbah di hadapan orang-orang, “Wahai manusia, demi Allah, aku tidak mengkhawatirkan kalian kecuali saat Allah memberikan kekayaan dunia ini kepada kalian.” (HR Ibn Abu ad-Dunya’). Kita membayangkan, saat itu Rasulullah saw. berkhutbah di kalangan para Sahabat yang rata-rata hidup zuhud. Dunia (harta) mungkin ada dalam genggaman sebagian mereka, tetapi tidak menguasai kalbu-kalbu mereka. Fokus mereka tetaplah akhirat. Karena itulah kita mengenal Sahabat Abu Bakar ra., Umar bin al-Khaththab ra., Utsman bin Affan ra. atau Abdurrahman bin Auf yang kaya raya. Namun, kita pun mengenal mereka sebagai para Sahabat terbaik dalam hal ibadah mereka, dakwah mereka, infak mereka termasuk jihad mereka di jalan Allah SWT. Lalu mengapa Rasulullah saw. sampai harus mengkhawatirkan mereka dengan fitnah dunia? Itu berarti, fitnah dunia sangatlah dahsyat. Bukankah sebagian Sahabat pernah tergelicir saat Perang Uhud, saat mereka berlari meninggalkan perint...