Kaum Muslim, khususnya generasi para Sahabat, adalah generasi pemenang. Mereka tak terkalahkan, bahkan saat menghadapi Kerajaan Romawi sekalipun, yang saat itu merupakan sebuah 'negara adidaya'.
Mengapa pasukan Romawi bisa dikalahkan oleh kaum Muslim? Inilah yang juga menjadi pertanyaan Heraklius, penguasa Romawi saat itu.
Saat berada di Antakiah dan pasukan Romawi pulang dalam keadaan kalah menghadapi kaum Muslim, Heraklius bertanya kepada pasukannya tentang sebab kekalahan mereka, “Celaka kalian! Siapa yang lebih banyak pasukannya, kalian atau mereka?” Mereka menjawab, “Kami lebih banyak jumlahnya beberapa kali lipat di semua tempat.” Heraklius bertanya lagi, “Lalu mengapa kalian bisa dikalahkan?” Mereka menjawab, “Karena mereka biasa melakukan salat malam, berpuasa pada siang hari, menepati janji, melakukan amar makruf nahi mungkar dan berlaku adil kepada sesama mereka.
Sebaliknya, kita biasa minum minuman keras, berzina, melakukan keharaman, ingkar janji, merampok, menzalimi orang, memerintahkan hal-hal haram, melarang hal-hal yang diridhai Tuhan serta membuat kerusakan di muka bumi.” Kepada mereka, Heraklius berkata, “Kalian benar!” (Diriwayatkan Ahmad bin Marwan al-Malik, dalam kitab Al-Bidâyah [VII/15]).
Sebab-sebab pembawa kemenangan juga pernah dijelaskan oleh salah seorang intel Romawi yang dikirim untuk menyelidiki kondisi kaum Muslim.
Usai menjalankan tugasnya, intel itu menjelaskan kondisi kaum Muslim, “Kaum Muslim adalah para ahli ibadah pada malam hari dan para pendekar ulung pada siang hari. Jika anak penguasa mereka mencuri, mereka memotong tangannya, dan jika ia berzina, mereka merajamnya, untuk menegakkan kebenaran di tengah-tengah mereka.” (HR al-Baihaqi).
Komentar
Posting Komentar