Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Allah SWT Menjaga al-Quran

Secara bahasa al-Quran berasal dari kata qa-ra-a yaq-ra-u qur’-an-[an]. Makna harfiah seperti ini dinyatakan dalam firman Allah SWT (yang artinya): Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkan al-Quran (di dadamu) dan (membuat kamu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakan al-Quran maka ikutilah bacaannya itu (QS al-Qiyamah [75]: 16-18). Adapun dalam konotasi syariah para ulama ushul dan kalam telah mendefinisikan al-Quran dengan definisi yang beragam. Namun, di antara definisi yang terbaik dan berkualitas adalah yang didefinisikan oleh Ali Hasan dalam kitabnya, Al-Manâr . Ia menyatakan, “Al-Quran adalah kalam Allah SWT yang berupa mukjizat, diturunkan kepada Muhammad saw. dan dinukil kepada kita secara mutawatir, serta dinilai beribadah ketika membacanya.” Al-Quran memiliki beberapa  nama, seperti al-Kitab (QS al-Baqarah [2]: 2), al-Furqan yang artinya pembeda antara benar dan salah (QS al-Furqan [25]: 1), adz-Dzikr yang berarti peringatan (QS al-H...

Membaca al-Quran: Amalan Sunnah yang Paling Agung

Ibnu Rajab ra. berkata, “Di antara amalan sunnah yang paling agung yang dapat mendekatkan seorang hamba kepada Allah adalah membaca al-Quran, mendengarkan al-Quran, men- tadabburi -nya dan memahami makna al-Quran. Tentang keutamaan membaca al-Quran sudah sering disampaikan sabda Rasulullah saw., “Bacalah al-Quran karena sesungguhnya al-Quran itu akan datang pada Hari Kiamat nanti untuk memberikan syafaat kepada pembacanya.” (HR Muslim). Rasul saw. pun bersabda, “Siapa saja yang membaca satu huruf dari kitab Allah akan mendapat satu kebaikan. Satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf. Akan tetapi, Alif adalah satu huruf, Lam satu huruf dan Mim juga satu huruf.” (HR at-Tirmidzi). Bahkan beliau pun bersabda, “Orang yang mahir membaca al-Quran akan bersam-sama dengan para malaikat yang mulia dan senantiasa berbuat baik. Oang yang membaca al-Quran tetapi dengan terbata-bata dan sangat berat akan mendapatkan dua pahal...

Beberapa Fungsi al-Quran

Al-Quran berfungsi antara lain: Pertama , mengealurkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, sebagaimana firman Allah SWT (yang artinya): Alif Lâm Râ. (Inilah) kitab yang Kami turunkan kepada kamu (Muhammad) agar kamu mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya dengan izin Tuhan mereka menuju jalan Tuhan Yang Mahaperkasa dan Maha Terpuji (TQS Ibrahim [14]: 1). Keduua , sebagai pelajaran dan penerangan, sebagaimana firman-Nya (yang artinya): Al-Quran itu tidak lain adalah pelajaran dan kitab yang jelas (TQS Ya Sin [36]: 69). Ketiga , sebagai pembimbing yang lurus, sebagaimana firman-Nya (yang artinya): Segenap pujian milik Allah Yang telah menurunkan al-Kitab (al-Quran) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok, sebagai bimbingan yang lurus (TQS al-Kahfi [18]: 1-2). Keempat , sebagai peringatan, sebagaimana firman-Nya (yang artinya): Al-Quran itu tidak lain adalah peringatan bagi seluruh alam  (TQS al-Qalam [68]: 5...

Keutamaan Membaca al-Quran

Meski banyak Muslim yang tahu berbagai keutamaan membaca al-Quran, faktanya masih banyak yang tetap malas membaca al-Quran. Karena itu penting untuk terus-menerus mengulang-ulang membaca, mengkaji dan merenungkan hadis-hadis Rasulullah saw. tentang keutamaan membaca al-Quran. Rasul saw., antara lain, bersabda, “ Siapa saja yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka dia akan mendapat satu kebaikan. Satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa ‘alif lam mim’ adalah satu huruf. Akan tetapi, alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim juga satu huruf.” (HR at-Tirmidzi). Beliau juga bersabda, “Orang yang mahir membaca al-Quran akan bersama-sama dengan para malaikat yang mulia dan senantiasa berbuat baik. Adapun orang-orang yang membaca al-Quran, tetapi terbata-bata dan sangat berat bagi dia, dia akan mendapatkan dua pahala.” (HR Muslim). Beliau pun bersabda, “Perumpamaan orang Mukmin yang membaca al-Quran adalah seperti buah Utrujah; rasan...

Al-Quran Kitab Kehidupan

  https://cintaquran.com/publik/2017/03/22/al-quran-kitab-kehidupan/ Al-Quran sejatinya merupakan kitab kehidupan. Apalagi al-Quran telah menjelaskan semua hal yang dibutuhkan oleh manusia dalam menjalankan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi. Allah SWT berfirman (yang artinya): Kami telah menurunkan al-Kitab ini sebagai penjelasan atas semua perkara sekaligus sebagai petunjuk, rahmat dan kabar gembira bagi kaum Muslim (TQS an-Nahl [16]: 89). Agar al-Quran benar-benar bisa berfungsi sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah SWT dalam ayat di atas, yakni agar al-Quran benar-benar menjadi kitab kehidupan (yakni menjadi rujukan/pedoman hidup kita), tentu ada kewajiban kita terhadap al-Quran. Pertama : Al-Quran harus senantiasa dibaca, bukan dijadikan hiasan di rak-rak buku di rumah atau perpustakaan . Membaca al-Quran merupakan salah satu tanda keimanan, menjadi pembeda antara orang Muslim dan orang kafir (Lihat: QS al-Isra' [17]: 45). Apalagi membaca al-Quran banyak ke...

Mengikat Ilmu

  https://cintaquran.com/publik/2017/03/21/mengikat-ilmu/ Sebagian ulama bertutur, “ Al-‘Ilmu mâ fî sudûr laysa mâ fî sutûr (Ilmu itu adalah apa yang di dalam dada, bukan yang ada di dalam catatan-catatan).” Karena itulah Al-A’masy ra., seorang tâbi’în pernah berkata, “Hapalkanlah ilmu yang telah Anda kumpulkan! Sebab, orang yang mengumpulkan ilmu, tetapi ia tidak menghapalnya, bagaikan seseorang yang duduk di depan hidangan, lalu ia mengambil hidangan tersebut sesuap demi sesuap, namun ia kemudian melemparkan suapan-suapan itu ke belakang punggungnya. Kapankah Anda akan melihat dia kenyang?” Kesadarn untuk mengikat ilmu dengan cara menghapal begitu kuat di kalangan para ulama dulu. Imam al-Muzani, murid Imam Syafii, misalnya, membaca dan mengkaji Kitab Ar-Risâlah karya Imam Syafii tidak kurang dari 500 kali. Imam al-Bukhari bahkan menghapal dan mengkaji kitab yang sama lebih banyak lagi: 700 kali. Imam Abdullah bin Muhammad membaca dan mengulang-ulang mengkaji Kitab...

Seberapa Dekat Kita dengan al-Quran?

https://cintaquran.com/publik/2017/03/20/seberapa-dekat-kita-dengan-al-quran/ Sudah selayaknya al-Quran menjadi penyiram hati Anda. Al-Quran selayaknya juga menjadi pengiring setiap langkah Anda. Anda seharusnya dipimpin oleh al-Quran menuju setiap kebaikan. Al-Quran pun akan mengangkat kedudukan Anda lebih tinggi dan lebih tinggi lagi. Anda harus senantiasa memperhatikan al-Quran siang maupun malam; senantiasa membaca, menghapal dan mengamalkan al-Quran. Dengan itu Anda akan menjadi sebaik-baik pengikut dari generasi salaf (terdahulu) maupun generasi khalaf (belakangan). Masalahnya, seberapa dekat kita dengan al-Quran? Jika pertanyaan ini dilontarkan kepada masing-masing Anda saat ini, mungkin jawabannya akan beragam: sangat dekat, dekat atau cukup dekat. Anda mungkin merasa dekat dengan al-Quran karena kitab suci ini sudah Anda kenal sejak kecil, bahkan sebelum Anda bisa membacanya. Meski mungkin jarang dibaca, rata-rata Muslim sudah sejak lama menyimpan al-Quran di rak buku...

Keutamaan Membacakan al-Quran Untuk Orang yang Meninggal

https://cintaquran.com/publik/2017/03/18/keutamaan-membacakan-al-quran-untuk-orang-yang-meninggal/ Rasulullah saw. pernah bersabda, "Bacakanlah surah Yasin atas orang yang meninggal di antara kalian." (HR Abu Dawud dan an-Nasa'i;  disahihkan oleh Ibnu Hibban). Beliau pun bersabda, "Jantungnya al-Quran adalah surah Yasin. Tidak seorang pun yang mencintai Allah dan Hari Akhir membacanya kecuali dosa-dosanya diampuni. Bacakanlah (surah Yasin) atas orang-orang yang meninggal di antara kalian." (HR Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan al-Hakim). Imam asy-Syaukani, penulis kitab Nayl al-Awthâr , menguatkan bahwa ungkapan yang ada di dalam hadis itu jelas menyebutkan orang yang meninggal di antara kalian ( mawtakum ) (Lihat: Asy-Syaukani, Nayl al-Awthâr , IV/52). Ada juga riwayat yang menyebutkan, " Ibnu Umar ra. gemar membacakan bagian awal dan akhir surah al-Baqarah di atas kuburan sesudah mayat dikuburkan." (HR al-Baihaqi dengan sanad yang h...

Mungkinkah al-Quran Karya Rasulullah saw.?

https://cintaquran.com/publik/2017/03/17/mungkinkah-al-quran-karya-rasulullah-saw/ Ada sebagian orang yang menuduh al-Quran sebagai karangan Rasulullah Muhammad saw. Tudingan semacam ini tentu batil. Alasannya: Pertama , Nabi Muhammad saw., bagaimanapun jeniusnya, tetap merupakan bagian dari komunitas bangsa Arab, yang telah terbukti ketidakberdayaannya membuat karya serupa dengan al-Quran. Artinya, selama bangsa Arab tidak mampu menghasilkan karya yang serupa al-Quran, maka demikian pula Nabi Muhammad saw. Kedua , selain menyampaikan al-Quran, Nabi Muhammad saw. juga menuturkan banyak hadis, yang sebagiannya sahih bahkan mutawatir (diriwayatkan oleh banyak orang). Para pakar bahasa Arab telah mengakui adanya perbedaan yang sangat mencolok antara gaya penuturan ( uslûb ) al-Quran dan Hadis Nabi saw. Padahal keduanya sama-sama keluar dari mulut Nabi saw. Dalam hal ini, bagaimanapun kerasnya seseorang menciptakan berbagai macam gaya bahasa dalam pembicaraannya, tetap akan terda...

Metode TAHRIR - BNI Margonda Depok | Cinta Quran

                                             https://www.youtube.com/watch?v=JSq1f6trxw8 Assalamualaikum. Sahabat Cinta Quran yang di rahmati Allah SWT. Ingin belajar Alquran namun terkendala waktu ? Ingin belajar Alquran tapi dengan Metode yang mudah, dan cepat diingat? Ingin Belajar Alquran namun ingin suasana yang menyenangkan? Teknologi semakin maju, belajar apapun semakin mudah. Cinta Quran mempersembahkan Metode TAHRIR Agar belajar Alquran Cepat, Mudah Dan menyenangkan. Lebih dari 20.000 orang Alumni di 20 Kota Indonesia telah membuktikannya. Ingin mengundang kami..!! . Info lebih lanjut hubungi : Firdausa (0823-2900-9200) .

Menjaga Shalat Berjamaah di Masjid

https://cintaquran.com/publik/2017/03/16/menjaga-shalat-berjamaah-di-masjid/ Said bin al-Musayyib adalah seorang ulama besar dari kalangan tâbi’în . Ia selalu mengucapkan suatu kalimat yang menjadi slogannya setiap hari,  ”Tiada yang bisa menjadikan seorang hamba mulia selain taat kepada Allah SWT dan tiada yang bisa membuat seorang hamba hina kecuali maksiatnya kepada Allah SWT.”   (Abu Nu’aim, Hilyah al-Awliyâ’ wa Thabaqât al-Ashfiyâ’ , 2/163). Ketaatannya kepada Allah SWT antara lain dibuktikan lewat shalat. Selama 40 puluh tahun ia tidak pernah meninggalkan salat berjamaah di masjid dan selalu berada di shaf paling depan. Karena itu selama itu pula ia tidak pernah melihat tengkuk para jamaah saat shalat berjamaah (karena berada di shaf pertama). Para jamaah juga tidak pernah melihat ia keluar dari masjid (karena ia pulang dari masjid paling akhir).” Said bin al-Musayyib pun pernah berkata, “Aku tidak pernah ketinggalan takbir pertama bersama imam dalam s...

Menjaga dan Memuliakan Shalat,

https://cintaquran.com/publik/2017/03/15/menjaga-dan-memuliakan-shalat/ Shalat adalah salah satu ibadah yang paling utama. Di antara bukti bahwa shalat adalah amal ibadah yang paling utama adalah karena shalat adalah amal hamba yang paling pertama akan dihisab oleh Allah SWT pada Hari Kiamat nanti. Rasul saw. bersabda, “Amal pertama yang akan dihisab dari seorang hamba pada Hari Kiamat nanti adalah shalat.” (HR al-Baihaqi). Karena itu wajar jika para ulama dulu sangat menjaga dan memuliakan shalat. Salah satunya ditunjukkan oleh seorang ulama besar, Sufyan bin Uyainah. Sufyan bin Uyainah tidak pernah ketinggalan shalat berjamaah di masjid. Ia bahkan biasa hadir di masjid sebelum azan dikumandangkan. Tentang ini, Abu Musa al-Anshari pernah mendengar Sufyan bin Uyainah berkata, “Janganlah kamu seperti orang yang berkelakuan buruk, yaitu orang yang tidak mau datang ke masjid untuk menunaikan shalat kecuali setelah iqamat dikumandangkan. Akan tetapi, datanglah ke masjid untuk men...

Tobat yang Sempurna

https://cintaquran.com/publik/2017/03/14/tobat-yang-sempurna/ Allah SWT tentu benci terhadap hamba-Nya yang bermaksiat kepada-Nya. Namun sebaliknya, Allah SWT amat suka dan bergembira terhadap orang-orang yang segera bertobat dari dosa dan kemaksiatannya. Allah SWT bahkan menegaskan, bahwa ampunan-Nya bagi orang-orang yang mau bertobat adalah selalu lebih besar dari dosa-dosanya. Dalam hal ini, Rasulullah saw. bersabda, sebagaimana dituturkan Abu Dzarr ra., bahwa Allah SWT telah berfirman, “Siapa saja yang menjumpai-Ku dengan memikul dosa sepenuh bumi—selama dia tidak menyekutukan Aku dengan apapun—maka aku akan menjumpainya dengan membawa ampunan sepenuh bumi pula.” (HR Muslim). Anas ra. juga berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘ Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, andai kalian berbuat dosa hingga dosa-dosa kalian memenuhi langit dan bumi, kemudian kalian memohon ampunan kepada Allah, maka pasti Allah mengampuni kalian. ’” (HR Ahmad). Karena itu...

Pentingnya Hidup Berorientasi ke Akhirat,

https://cintaquran.com/publik/2017/03/10/pentingnya-hidup-berorientasi-ke-akhirat/ Allah SWT berfirman (yang artinya): Carilah apa yang telah Allah berikan kepada kamu untuk bekal kehidupan akhirat, tetapi janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia (TQS al-Qashshsash [28]: 77). Terkait ayat di atas, Imam al-Jazairi menjelaskan: Pertama , hendaknya Anda melakukan ragam amal kebaikan dengan harta yang telah Allah berikan (demi meraih pahala di akhirat, pen .), yakni dengan meninfakkan harta itu di jalan Allah SWT. Kedua , hendaklah Anda makan, minum berkendaraan dan memiliki tempat tinggal di dunia tanpa berlebih-lebihan (melanggar keharaman, pen .) (Al-Jazairi, Aysar at-Tafâsîr , hlm. 334). Dengan demikian, menikmati kehidupan dunia tidaklah tercela. Yang dicela adalah saat tidak ada orientasi akhirat di dalamnya. Ini sebagaimana s aat Abu Shafwan ar-Raini ditanya, “Kehiduan dunia yang bagaimana yang dicela oleh Allah SWT di dalam al-Quran dan yang dianjurkan untuk dijau...

Menjaga ‘Kesehatan Hati’

                           https://cintaquran.com/publik/2017/03/09/menjaga-kesehatan-hati/ Ali bin Abi Thalib ra. pernah berkata, “Tidak ada sakit yang lebih parah daripada sakitnya hati karena banyaknya dosa yang dilakukan.” Terkait hati, Ibnu al-Qayyim   rahimahulLâh   membagi hati menjadi tiga jenis.   Pertama :   Qalbun Mayyit   (Hati yang Mati). Itulah hati yang kosong dari semua jenis kebaikan.   Kedua :   Qalbun Maridh   (Hati yang Sakit).   Qalbun maridh   adalah hati yang telah disinari cahaya keimanan. Namun, cahayanya kurang terang sehingga ada sisi hatinya yang masih gelap, dipenuhi oleh kegelapan syahwat dan badai hawa nafsu. Karena itu setan masih leluasa keluar-masuk ke dalam jenis hati seperti ini. Orang yang memiliki hati yang sakit, selain tak merasakan lezatnya ketaatan kepada Allah SWT, juga sering terjerumus ke dalam kemaksiatan dan dosa, b...