Selain sebagai wujud ibadah kepada Allah SWT yang utama, doa memiliki sejumlah keutamaan. Di antaranya, doa dapat menghilangkan kesulitan dan kesusahan, sebagaimana Allah SWT nyatakan sendiri (yang artinya): Siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan jika ia berdoa kepada Allah dan yang menghilangkan kesusahan.” (TQS an-Naml [16]: 62).
Doa pun bisa menolak qadha’, sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah saw., “Tidak ada yang dapat menolak qadha’ kecuali doa.” (HR at-Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
Terkait hadis di atas, Imam asy-Syaukani berkata, “Di dalamnya terdapat dalil bahwa Allah SWT menolak dengan doa sesuatu yang telah Dia tetapkan atas seorang hamba. Dalam masalah ini telah diriwayatkan banyak hadis. Yang menguatkannya adalah firman Allah SWT (yang artinya): Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki). Di sisi-Nya terdapat Ummul Kitab.”
Keutamaan lain doa dinyatakan oleh Rasulullah saw. dalam sabdanya, “Tidak ada sesuatu pun yang lebih mulia di sisi Allah daripada doa.” (HR al-Bukhari dan Ahmad).
Mengomentari hadis di atas, Al-Mubarakfuri dalam syarh-nya, Tuhfah al-Ahwadzi (2421), menyatakan, “Sebabnya, di dalam doa terdapat penampakkan kefakiran, ketidakmampuan, kehinaan diri serta pengakuan terhadap kekuatan dan kemampuan (kudrat) Allah.”
Begitu mulianya doa di sisi Allah, wajar jika Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang tidak meminta (berdoa) kepada Allah, Dia akan murka kepada dirinya.” (HR at-Tirmidzi dan al-Hakim).
Keutamaan doa lainnya juga dinyatakan oleh Rasulullah saw. dalam sabdanya, “Jangan kalian lemah dalam berdoa karena tidak akan binasa orang yang selalu berdoa.” (HR Ibnu Hibban dan al-Hakim).
Komentar
Posting Komentar