Allah SWT berfirman (yang artinya): Berpegang teguhlah kalian pada tali (agama) Allah dan janganlah kalian berpecah-belah. Ingatlah nikmat Allah atas kalian saat kalian dulu saling bermusuhan, lalu Dia mempertautkan kalbu-kalbu kalian sehingga kalian dengan nikmat-Nya menjadi bersaudara (TQS Ali Imran [3]: 103).
Terkait frasa tali Allah dalam ayat di atas, Abu Said al-Khudri menyatakan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Kitabullah adalah tali Allah yang memanjang dari langit hingga bumi.” (HR at-Tirmidzi).
Adapun frasa jangan berpecah-belah, menurut Imam al-Qurthubi, maksudnya adalah jangan berselisih dalam agama sebagaimana yang terjadi di kalangan kaum Yahudi dan Nasrani dalam agama mereka. Frasa tersebut juga bisa bermakna: jangan bergolong-golongan mengikuti hawa nafsu dengan berbagai macam tujuan duniawi (Al-Qurthubi, IV/159).
Karena itulah Imam Abul Qasim al-Isbahani mengatakan, “Kelompok yang selalu merujuk dalam segala sesuatu pada al-Quran dan as-Sunnah akan selalu menjaga persatuan.”
Karena itu mari kita eratkan ukhuwah (persaudaraan), kuatkan wihdah (persatuan) dan rekatkan mahabbah (saling cinta); niscaya akan lahir al-quwwah (kekuatan). Dengan itulah kita secara bersama-sama akan mampu meraih ‘izzah (kemuliaan) di dunia dan akhirat. Saatnya kita menjadikan akidah Islam sebagai satu-satunya ikatan. Saatnya kita hidup di bawah Panji Lâ ilâha ilalLâh Muhammad RasululLâh.
Ala kullih hal, mari kita renungankan firman Allah SWT (yang artinya): Janganlah kalian menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat (TQS Ali Imran [3]: 105).
Komentar
Posting Komentar