Banyak manusia yang bergitu tamak terhadap harta, tak terkecuali
di kalangan kaum Muslim. Kisah tentang Qarun, yang diabadikan dalam al-Quran,
hanyalah salah satu contohnya. Bagaimana ketamakan Qarun terhadap harta telah
menjadikan dia lupa bersyukur kepada Allah, bahkan kufur terhadap-Nya.
Akibatnya, Allah membenamkan Qarun bersama seluruh harta yang ia
bangga-banggakan ke dalam bumi (QS al-Qashash [28]: 76-81).
Anehnya, ‘Qarun-Qarun’ lain terus bermunculan hingga hari ini.
Pada sebagian orang (pada sebagian pejabat dan wakil rakyat, sekadar contoh),
sifat ‘qarun’ demikian menonjol. Walau rata-rata mereka sudah kaya-raya, gaji
mereka pun sebagai pejabat/wakil rakyat sudah sangat tinggi, korupsi tetap
mereka jalani; suap tetap mereka terima; dan cara-cara haram untuk mengeruk
kekayaan tetap mereka upayakan.
Padahal sekalipun seseorang kaya-raya, tetap hanya beberapa suap
saja makanan yang bisa masuk ke dalam perutnya. Selebihnya, sebesar dan
sebanyak apapun hartanya, ia tak akan pernah bisa membawa hartanya saat ia mati
dan dimasukkan ke lubang lahat.
Karena itu ada baiknya kita merenungkan kembali petuah Rasulullah
saw. Sebagaimana dituturkan Mutharif, ayahnya pernah menemui Rasulullah saw.
Saat itu Beliau sedang membaca surah “Alhâkumut-takâtsur”. Beliau
kemudian bersabda, “Anak Adam selalu saja berseru, ‘Hartaku! Hartaku!’
Apakah kamu tidak sadar, bahwa hanya tiga hal saja yang menjadi milikmu: (1)
apa yang kamu makan sampai habis; (2) apa yang kamu pakai hingga rusak; (3) apa
yang kamu sedekahkan dan tetap kekal (dengan mendapat pahala di sisi
Allah).” (HR Muslim). []
www.CintaQuran.com
Komentar
Posting Komentar