Langsung ke konten utama

Keharusan Shalat Berjamaah di Masjid



Seorang Muslim yang bertakwa akan selalau menjaga shalat berjamaahnya di masjid. Bahkan ia akan selalu berusaha mengambil posisi di shaf pertama. Sebabnya, karena ia memahami sabda Rasulullah saw., “Shalat berjamaah (di masjid) adalah lebih utama 27 derajat daripada shalat sendirian (di rumah).” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Ia pun sangat memahami sabda Rasulullah saw., “Jika seorang Muslim berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, lalu ia keluar rumah menuju masjid—sementara ia tidak keluar selain untuk shalat berjamaah di masjid—maka tidaklah setiap langkah kakinya kecuali akan mengangkat dia satu derajat dan menghapus dari dirinya satu dosa.” Karena itulah Umar bin al-Khaththab ra. biasa merapatkan langkah kakinya saat ke masjid agar langkahnya bertambah banyak (M Ali al-Hasyimi, Syakhshiyyah al-Muslim, hlm. 19).

Selain itu, sebagaimana sabda Rasulullah saw., “Saat seorang Muslim menunaikan shalat di masjid, para malaikat akan selalu mendoakan dirinya selama ia belum berhadats (batal wudhu, pen.) dengan doa, ‘Ya Allah, rahmatailah dia,’ sementara dia tetap dalam keadaan sedang shalat.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Lebih dari itu Rasulullah saw. bersabda, “Siapa saja yang pergi pagi atau siang hari menuju ke masjid (untuk shalat berjamaah, pen.), Allah telah menyediakan bagi dia rumah di surga setiap kali dia berangkat pagi atau siang hari (menuju masjid, pen).” (HR Al-Bukhari dan Muslim). []

www.CintaQuran.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesombongan Hanya Milik Allah SWT

https://cintaquran.com/publik/2017/04/17/kesombongan-hanya-milik-allah-swt/ Rasulullah Muhammad saw. pernah bersabda bahwa Allah SWT telah berfirman, “ Kesombongan adalah selendang-Ku dan keagungan adalah sarung-Ku. Karena itu, siapa saja yang merampas salah satunya dari-Ku, pasti Aku akan melemparkannya ke dalam api neraka. ”  (HR Abu Dawud dan Ibn Majah). Setidaknya ada dua  ‘ibrah  (pelajaran) yang dapat dipetik dari hadis qudsi di atas.  Pertama : terkait dengan keimanan, seorang Muslim harus meyakini bahwa Allahlah yang pantas memiliki sifat sombong ( al-kibr ) dan takabur ( at-takabbur ). Ini adalah berdasarkan klaim Allah sendiri di dalam al-Quran yang menyifati Diri-Nya dengan  Al-Mutakabbir , yang bisa bermakna ‘Yang Mahasombong’ atau ‘Yang Mahatakabur’ (Lihat: QS al-Hasyr [59]: 23). Menurut al-Qurthubi, ketika menafsirkan ayat ini, Allah SWT menamai Diri-Nya dengan  Al-Mutakabbir  karena Allah sendiri menganggungkan Diri-Nya sebagai...

Ikhlas Menentukan Keshalihan Amal

https://cintaquran.com/publik/2017/04/20/ikhlas-menentukan-keshalihan-amal/ Allah SWT berfirman (yang artinya):  Tidaklah mereka itu diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah dengan tulus ikhlas menjalankan agama-Nya semata-mata, dengan lurus dan menegakkan shalat serta menunaikan zakat. Itulah agama yang benar  (TQS al-Bayyinah [98]: 5). Allah SWT pun berfirman (yang artinya):  Sama sekali tidak akan sampai kepada Allah daging-daging dan darah-darah hewan korban itu. Namun, yang akan sampai kepada Dia hanyalah ketakwaan kalian   (TQS al-Haj [22]: 37) Allah SWT juga berfirman (yang artinya): Katakanlah (Muhammad),  “Sekalipun kalian semua sembunyikan apa saja yang ada di dalam hati kalian ataupun kalian tampakkan, pasti itu diketahui juga oleh Allah.”  (TQS Ali-lmran [3]: 29) Rasulullah saw. pun bersabda,  “Sungguh amal perbuatan itu bergantung pada niatnya dan sungguh bagi setiap orang itu apa saja yang telah ia niatkan. Karena itu s...

Hati Hati Fitnah Dunia

Suatu ketika Rasulullah saw. pernah berkhutbah di hadapan orang-orang, “Wahai manusia, demi Allah, aku tidak mengkhawatirkan kalian kecuali saat Allah memberikan kekayaan dunia ini kepada kalian.” (HR Ibn Abu ad-Dunya’). Kita membayangkan, saat itu Rasulullah saw. berkhutbah di kalangan para Sahabat yang rata-rata hidup zuhud. Dunia (harta) mungkin ada dalam genggaman sebagian mereka, tetapi tidak menguasai kalbu-kalbu mereka. Fokus mereka tetaplah akhirat. Karena itulah kita mengenal Sahabat Abu Bakar ra., Umar bin al-Khaththab ra., Utsman bin Affan ra. atau Abdurrahman bin Auf yang kaya raya. Namun, kita pun mengenal mereka sebagai para Sahabat terbaik dalam hal ibadah mereka, dakwah mereka, infak mereka termasuk jihad mereka di jalan Allah SWT. Lalu mengapa Rasulullah saw. sampai harus mengkhawatirkan mereka dengan fitnah dunia? Itu berarti, fitnah dunia sangatlah dahsyat. Bukankah sebagian Sahabat pernah tergelicir saat Perang Uhud, saat mereka berlari meninggalkan perint...