Pernahkah kita bertanya, kapan kita benar-benar bisa merasakan nikmat sehat?
Betul. Kita acapkali benar-benar bisa merasakan nikmat sehat justru saat kita
sakit. Pernahkah kita pun bertanya, kapan kita bisa benar-benar merasakan
nikmatnya memiliki waktu luang? Betul juga. Kita acapkali bisa merasakan
nikmatnya memiliki waktu luang justru saat kita merasa terlalu disibukkan oleh
banyak hal, misalnya pekerjaan. Karena itu benar sabda Rasulullah saw., ”Ada
dua kenikmatan yang sering membuat banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat
dan waktu luang.” (HR al-Bukhari).
Terkait sabda Rasul saw. di atas, Ibnul Jauzi pernah berkata, ”Kadang seseorang berada dalam kondisi sehat, namun ia tidak memiliki waktu luang karena sibuk dengan urusan dunianya. Kadang pula seseorang memiliki waktu luang, namun ia dalam kondisi sakit. Jika terkumpul pada manusia nikmat sehat dan waktu luang, sungguh akan datang rasa malas dalam melakukan ketaatan. Itulah manusia yang telah terperdaya.”
Terkait sabda Rasul saw. di atas, Ibnul Jauzi pernah berkata, ”Kadang seseorang berada dalam kondisi sehat, namun ia tidak memiliki waktu luang karena sibuk dengan urusan dunianya. Kadang pula seseorang memiliki waktu luang, namun ia dalam kondisi sakit. Jika terkumpul pada manusia nikmat sehat dan waktu luang, sungguh akan datang rasa malas dalam melakukan ketaatan. Itulah manusia yang telah terperdaya.”
Ibnul
Jauzi juga berkata, “Intinya, dunia adalah ladang beramal untuk menuai hasil di
akhirat kelak. Dunia adalah tempat kita menjajakan barang dagangan, sedangkan
keuntungannya akan diraih di akhirat nanti. Siapa saja yang memanfaatkan waktu
luang dan nikmat sehat dalam rangka melakukan ketaatan, dia pasti akan
berbahagia. Sebaliknya, siapa saja yang memanfaatkan keduanya dalam maksiat,
dia betul-betul telah tertipu. Sesudah waktu luang akan datang waktu yang penuh
kesibukan. Begitu pula sesudah sehat akan datang kondisi sakit yang tidak
menyenangkan.” (Ibn Hajar, Fath al-Bâri, 18/219). []
www.Cintaquran.com
Komentar
Posting Komentar