Insya Allah, ibadah puasa pada bulan suci Ramadhan tahun ini. Puasa Ramadhan, sebagai salah satu bentuk aktivitas taqarrub kepada Allah SWT, pada akhirnya memang diharapkan dapat mewujudkan ketakwaaan pada diri setiap Muslim, sebagaimana firman-Nya (yang artinya): Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa (TQS al-Baqarah [2]: 183).
Menurut al-Jazairi, frasa “agar kalian bertakwa” bermakna, “agar dengan shaum itu Allah SWT mempersiapkan kalian untuk bisa menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.” (Al-Jazairi, I/80).
Jika ‘buah’ dari puasa adalah takwa, tentu idealnya kaum Muslim menjadi orang-orang yang taat kepada Allah SWT tidak hanya pada bulan Ramadhan saja; juga tidak hanya dalam tataran ritual dan individual semata. Ketakwaan kaum Muslim sejatinya terlihat juga di luar bulan Ramadhan sepanjang tahun, juga dalam seluruh tataran kehidupan mereka. Jika dalam bulan Ramadhan saja seorang Muslim sanggup dan mampu meninggalkan perkara-perkara yang sebelumnya halal seperti makan-minum dan berhubungan suami-istri pada siang hari apalagi sesuatu yang jelas-jelas memang haram.
Karena itu tentu puasa Ramadhan makin memberikan kekuatan kepada seorang Muslim untuk menjauhkan diri dari segala yang haram; dari segala dosa dan kemaksiatan kepada Allah SWT; tentu sembari menjalankan semua perintah-Nya. Itulah takwa sebagai buah dari puasa Ramadhan.
Komentar
Posting Komentar